Al-Qur’an mengabarkan bahwa kunci keamanan dan keberkahan sebuah negeri adalah iman dan takwa, mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. 


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦

 

“Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. al-A’raf: 96)


Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ ٨٢


“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am: 82)


Ketika sebuah negeri jauh dari tauhid, jauh dari keimanan dan takwa, bahkan diliputi kesyirikan, ketika itu keamanan akan dicabut sesuai kadar kemaksiatan mereka.


Dahulu, kota Makkah pernah diliputi masa jahiliah. Patung-patung diibadahi di sekeliling Ka’bah. Berhala-berhala dijadikan sesembahan selain Allah. Ketika kesyirikan merebak, Allah menimpakan berbagai kejelekan di kota Makkah.


Kemudian, Allah bangkitkan nabi terakhir di kota Makkah, Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk memperbarui kembali agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.


Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ribuan tahun yang lalu terkabul.


رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١٢٩


“Wahai Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. al-Baqarah: 129)


Makkah kembali menjadi negeri yang aman dengan Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makkah kembali menjadi negeri tauhid. Keberkahan Allah tercurah ketika keimanan dan takwa meliputi kota Makkah.


Seperti halnya Makkah, tempat hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Madinah, juga menjadi negeri yang aman. Sebelumnya, negeri tersebut diliputi kesyirikan, peperangan, pembunuhan, dan berbagai kejelekan. Keamanan terwujud ketika penduduk Madinah menerima dakwah Rasul, beriman dan bertakwa.


Sumber:

KUNCI KEAMANAN NEGERI




Al-Qur’an mengabarkan bahwa kunci keamanan dan keberkahan sebuah negeri adalah iman dan takwa, mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. 


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦

 

“Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. al-A’raf: 96)


Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ ٨٢


“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am: 82)


Ketika sebuah negeri jauh dari tauhid, jauh dari keimanan dan takwa, bahkan diliputi kesyirikan, ketika itu keamanan akan dicabut sesuai kadar kemaksiatan mereka.


Dahulu, kota Makkah pernah diliputi masa jahiliah. Patung-patung diibadahi di sekeliling Ka’bah. Berhala-berhala dijadikan sesembahan selain Allah. Ketika kesyirikan merebak, Allah menimpakan berbagai kejelekan di kota Makkah.


Kemudian, Allah bangkitkan nabi terakhir di kota Makkah, Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk memperbarui kembali agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.


Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ribuan tahun yang lalu terkabul.


رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١٢٩


“Wahai Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. al-Baqarah: 129)


Makkah kembali menjadi negeri yang aman dengan Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makkah kembali menjadi negeri tauhid. Keberkahan Allah tercurah ketika keimanan dan takwa meliputi kota Makkah.


Seperti halnya Makkah, tempat hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Madinah, juga menjadi negeri yang aman. Sebelumnya, negeri tersebut diliputi kesyirikan, peperangan, pembunuhan, dan berbagai kejelekan. Keamanan terwujud ketika penduduk Madinah menerima dakwah Rasul, beriman dan bertakwa.


Sumber: